Selasa, 24 Maret 2009

Kebijakan Perdagangan Bebas yang Kurang Sesuai Bagi Indonesia

Tema : Memperkuat Karakteristik Intelektual Profetik dalam Melawan Meoliberalisme

Judul : Kebijakan Perdagangan Bebas yang Kurang Sesuai Bagi Indonesia

Oleh : Puji Astuti

Ketidakcocokan Perdagangan Bebas

Dalam anggapan perekonomian neoliberal, penerapan perdagangan bebas akan menyebabkan suatu negara better off secara keseluruhan. Andaikan ada dua negara Indonesia dan Jepang. Indonesia memiliki tenaga kerja yang berlimpah. Jepang memiliki SDM yang berlimpah untuk memproduksi mobil. Pada mulanya kedua Negara ini sama-sama memproduksi mobil dan pakaian. Karena tenaga kerja yang berlimpah maka industri garmen di Indonesia menjadi lebih efisien daripada industri mobil. Karena SDM penghasil mobil melimpah di Jepang maka industri mobil menjadi lebih efisien daripada industri garmen. Ketika kedua Negara ini melakukan perdagangan bebas maka pakaian produkasi Indonesia lebih murah daripada pakaian produksi Jepang. Mobil produksi Jepang menjadi lebih murah daripada mobil produksi Indonesia.

Dengan perdagangan bebas tanpa proteksi, industri mobil di Indonesia lama-kelamaan akan mati dan industri garmen di Indonesia lama-kelamaan akan berkembang pesat. Kebalikanya, industri garmen di Jepang lama-kelamaan akan mati dan industri mobil di Jepang lama-kelamaan akan berkembang pesat. Hal ini berlaku dengan asumsi: hanya ada dua Negara yaitu Jepang dan Indonesia, hidup hanya membutuhkan dua barang yaitu pakaian dan mobil, full specialization, ceteris paribus, dan rational expectation.

Banyak ahli ekonomi berpendapat bahwa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat menjadi pemimpin ekonomi dunia karena komitmen mereka terhadap nasar bebas (Membongkar Mitos Neolib, Ha-Joon dan Ilene Grabel).

Pasar bebas menjanjikan menimnya campur tangan pemerintah dan para pemain perekonomian bebas mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika demikian tentulah pemain perekonomian yang lebih berpengalaman akan mengalahkan pemain perekonomian yang kurang berpengalaman. Seperti induk buaya yang memakan anak singa di alam liar. Jika anak singa terlindungi bisa jadi dia kan lebih kuat daripada buaya.

Dalam ekonomi pembangunan ada teori yang membenarkan pemerintah untuk melindungi industri yang masih bayi di negaranya. Perlindungan tersebut akan dikurangi apabila indusrti tersebut menginjak fase remaja dan akan sangat minimal katika industri tersebut sudah menginjak fase dewasa dan dianggap mampu menghadapi lawannya.

Di abad ke-18, misalnya, Inggris memperkenalkan kebijakan mengurangi impor dan mendorong ekspor guna menantang supremasi industri Belanda dan Belgia. Kebijakan ini pula yang digunakan dengan sangat efektif oleh Jepang dan negara lainnya selama beberapa dekade pasca perang dunia II(Membongkar Mitos Neolib, Ha-Joon Chang dan Ilene Grabel).

Terlihat bahwa kebijakan pasar bebas tidak sesuai untuk semua negara. Perdagangan bebas cocok untuk negara maju yang telah bisa memangsa negara kecil. Negara kecil yang ikut beradu dengan megara maju dalam perdagangan bebas, tentulah akan dimangsa olah negara maju. Pada fase yang belum menungkinkan suatu negara menjadi peserta perdagangan bebas tentulah industri dalam negri perlu diproteksi oleh pemerinyah. Inggris saja melindungi prosusen dalam negrinya pada abad ke-18. jika inggris tidak memproteksi produsennya ketika itu, bisa saja Inggris tidak dapat bertahan dalam arus globalisasi saat ini.

Keberhasilan negara besar penganut neoliberalisme sangat menggiurkan para ekonom untuk menerapkan kebebasan pasar yang sama seperti negara besar tersebut. Padahal kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih balita daripada Inggris dan Amerika. Sehingga saya pikir Indonesia masih perlu untuk melindungi industri dalam negrinya, dari serangan negara besar yang bisa mematikan beberapa industri di Indonesia. Contohnya, dengan masuknya sepatu impor yang lebih bergengsi daripada sepatu cibaduyut, industri sepatu di cibaduyut menjadi tidak se makmur tahun 80-an, baru-baru ini pemerintah mewajibkan sepatu buatan dalan nergi kepada pegawai negri. Kapan kebijakan ini meluas? Baik jenis barangnya maupun yang dikenai kewajiban. Aturan semacam ini bisa menimbulkan rasa bangga memiliki produk sendiri, dengan membutuhkan waktu yang sama seperti proses rakyat Indonesia bangga mengenakan produk impor. Keadaan perekonomian Indonesia yang berbeda perlu ditangani dengan rumus tersendiri yang tentunya bisa dipelajari dengan mengamati kondisi perekonomian Indonesia.

Gagalnya Asumsi Neoklasik

Ekonomi neoklasik/neoliberal bisa berjalan mulus dengan asunsi biaya transaksi nol, perilaku rasional, ada kompetisi, dan kelangkaan. Dalam dunia nyata kompetisi dan kelangkaan memang ada, namun perilaku masyarakat terkadang tidak rasional yang menyebabkan tingginya biaya transaksi. Jika perilaku aparat pemerintah rasional, tentulah mereka sadar bahwa pungli adalah sesuatu yang tidak layak dilaksanakan. Kenyataanya pungli tetap ada dimanapun dan menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih daripada yang seharusnya.

Untuk memperkirakan perekonomian tanpa asumsi, tentulah sangan sulit. Kesulitan ini akan berkurang apabila para ekonom makin terbuka dengan dunia nyata dan mengerti bidang ilmu lain. Dengan mempelajari ilmu yang lain tentulah ekonom akan mampu mempelajari perekonomiandengan mengurangi asumsi yang dibuat oleh kaum neoliberal. Makin banyak asumsi maka kesimpulan makin jauh dari kenyataan, tetapi tanpa asumsi perekonomian tidak bisa dirumuskan. Andaikan seorang ekonom juga mempelajari pertanian maka ia akan bisa merumuskan kebijakan yang sesuai dengan pertanian. Menurut penulis mempelajari ilmu lain tidak akan cukup untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat. Ekonom sebaiknya melihat kenyataan, seperti apa perekonomian berjalan di Indonesia. Karena suatu kebijakan tidak akan berguna, atau melah merusak jika tidak dipraktekan pada waktu dan kondisi yang tepat. Akan ada ilmu baru dan pengembangan ilmu yang muncul dari mempelajari beberepa bidang ilmu dan melihat dunia nyata yang berjalan tanpa asumsi.

Pentingnya Nilai Islam

Kata profetik berarti berhubungan dengan kenabian atau ramalan, dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-2. intelektual profetik yaitu intelektual dengan basis berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berpihak pada kebenaran, dan mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuandengan nilai-nilai islam (TOR). Ada pepatah arab yang diterjamahkan menjadi ”Carilah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Sebagai manusia tidaklah layak apabila kita merasa cukup pintar karena ilmu Allah SWT tidak akan selesai kita pelajari sampai kita mati. Kita belajar sesuai bidang ilmu kita yang makin lama makin dalam. Dengan bidang ilmu yang kita pelajari kita akan bisa menyuelesaikan permasalahan yang sesuai dengan ilmu yang kita pelajari. Terkadang masalah yang sesuai dengan bidang ilmu yang kita pelajari membutuhkan ilmu lain untuk menyelesaikanya. Suatu permasalahan dipengaruhi banyak hal, hal tersebut bisa ilmu yang kita ketahui atau ilmu lain yang tidak atau belum kita pelajari.

Dalam Al-Qur’an dan Hadist telah diterangkan banyak hal dan ilmu, yang datangnya dari Allah SWT. Itu adalah petunjuk jalan hidup manusia, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam semua bidang kita telah diberi pedoman untuk mencapainya. Dengan Al-Qur’an dan Hadist kita bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Sebagai contoh riba, hal itu dilarang dalam Islam, bahkan agama Nasrani dan Yahudi pun melarangnya. Namun, sepertinya para pemain di pasar saham tidak perduli akan hal tersebut.

QS An-Nisa, 29:
“Hai orang2 yg beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan bathil”.

Al Baqarah ayat 275

Artinya :

Orang-orang yang memakan riba, tiada berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan dengan sentuhan kepadanya; yang demikian itu karena mereka berkata, ”Sesungguhnya jual beli sama dengan riba; padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Maka barangsiapa menerima ajaran dari Tuhannya, lalu berhenti (melakukan riba) maka baginya apa yang telah lalu dan urusanya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa kembali (melakukanya), mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Yahudi

Kitab Levicitus (Imamat) pasal 25 ayat 36-37:

“ Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainka engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dgn meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba”

Nasrani

Lukas 6-34-35

Dan, jika engkau meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang2 berdosa pun meminjamkan kpd orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kpd mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak2 Tuhan Yang Maha Tinggi sebab Ia baik thd orang yg tidak tahu berterima kasih dan thd orang-orang jahat”.

Dalam ekonomi Amerika yang telah mempengaruhi perekonomian dunia, krisis perekonomian yang disebabkan oleh bubble economics. Awalnya disebabkan karena pejnualan saham sekunder yang harganya merosot. Misalkan, Mr. A mempunyai perusahaan computer yang membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan software, kemudian menerbitkan saham. Saham tersebut seharga Rp. 10.000 per lembar, sebanyak 1.000 lembar. Mr. B membeli 1000 lembar, seharga Rp. 12.000.000. Mr. B menjual saham tersebut kepada Mr. C dengan harga Rp.15.000 per lembar, sehingga totalnya Rp. 15.000.000. Mr B mendapat capital gain sebesar Rp. 3.000.000. apa yang dibeli Mr. C adalah barang tenpa wujud dan termasuk riba Qard. Uang Rp. 3.000.000 tidak masuk ke kas perusahaan computer. Mr. C menjual kepada Mr. D sengan nilai

Rp. 16.0000.000. Tiba-tiba harga saham jatuh menjadi Rp. 5.000 dan Mr.D hanya bisa menjualnya dengan harga Rp. 5.000.000.

Hal ini menggambarkan pentingnya nilai-nilai Islam dalam ilmu yang kita miliki. Dari contoh diatas, pelanggaran satu macam hokum saja berakibat menderitanya Mr. D. dalam dunia nyata orang yang bernasib seperti Mr. D tidaklah sedikit. Dalam masalah krisis perekomonian ini ekonomi syariah menjadi solusi. Dalam ekonomi Islam tidak ada asas hanya memikirkan keuntungan diri sendiri. Kepentingan semua pihak selalu dipikirkan. Sehingga tidak ada pihak yang merasa terberatkan. Bank syariah banyak dikunjungi orang ketika krisis perekonomian, dimana bank konvensional mengalami kerulitan likuiditas.

Tidak ada komentar: