Rabu, 10 Juni 2009

Makrab HMI Komfak Ekonomi 20 Mei 2009

Makrab HMI Komfak Ekonomi 20 Mei 2009
Oleh: Puji Astuti


Keberangkatan
Sore itu sekitar pukul 17.00 aku berada di kampus sedang mengikuti kuliah metodologi Penelitian. Ketika itu kelompokku mendapat giliran presentasi. Ketika itu hujan mengalir cukup deras, sehingga teman-temanku di komisariat menunda keberangkatanya menuju rumah Mba Sita.
Seusai kuliah aku solat maghrib, seusai solat seorang sahabatku meminta diantar pulang, dialah Alifah. Aku merasa berdosa jika menolah permohonanya, kerena saat itu hujan. Mengantar Alifah membuatku merada lapar, kama makanlah aku. Karena merasa terlambat aku segera ke komisariat.
Waktu menjelang pukul 19.00, saat itu semua yang ingin ikut makrab sudah berkumpul (Roky, Randi, Lizam, Shinta, dan Puji), kami memulai perjalanan. Jalan di kota memang terasa ramai dan landai, namun setelah kota terlewat udara mulai terasa dingin dan jalan mulai menantang.

Rumah Mba Sita
Jalan yang berliku sudah terlewati, sekarang kami disambut dengan gerbang tinggi, kami memasukinya. Setelah mengetuk pintu terdekat, si empunya rumah mengatakan bahwa rumah Mba Sita bukan rumah itu, jadi kami harus jalam menuju rumah Mba Sita.
Ketika Mba Sita melihat kami, kami disambut dengan senyum dan canda. Dengan bergiliran kami memasukan motor ke rumah Mba Sita. Mba Sita mempersilahkan kami dudukdi ruang tamu, sembari menyediakan makanan dan camilan. Di tengah hangatnya suasana, ada orang yang iseng untuk mengajak solat. Solat isya telah dilaksanakan, mba Sita mengajak kami makan, aku memang rakus sudah makan malam masih makan lagi.
Usai makan kami memulai mengabrol di ruangan berkerpet sambil menonton televisi. Di tengah obrolan itu Mba Resty, Mas Wahyuni, dan Fanani hadir. Mulanya Lizam memulai dengan obrolan mengenai Emha. Dalam obrolan itu Pak Kom mengeluhkan ketidak aktifan sebagian awak kom. Dia merasa berat enjalaninya. Aku yakin dia bisa melihat sisi positifnya, Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambanya. Menanggapi keluham Pak kom ada orang sok rajin yang mengatakan bahwa memang ada awak yang jarang berpartisipasi, tetapi masih ada awak yang merasa janggal apabila tidak menjalankan tugas komisariat.
Sekum menyatakan keluhanya terhadap anggota yang jarang bersosialisasi dengan anggota lainya. Dia sudah menyerah menghadapinya, tidak salah, mungkin kalau dia tetap tidak menyerah, keadaan akan bertambah buruk.
Kabid Kemuslimahan membandingkan HMI dengan organisasi lain. Dia menyampaikan bahwa hubungan laki-laki dan perempuan di HMI lebih bebas daripada organisasi yang dia maksud. Biarpun demikian, dia berusaha megerti keadaan ini.
Bendum mengeluhkan pengorbanan bensin yang harus dia alami untuk menjalankan tugas komisariat, hal itu tidak lain karena kalau dia berjalan dari tempat tinggalnya sampai komisariat bisa memakan waktu 6 jam. Keluhan bendum memunculkan ide untuk rapat di gubuknya.
Karena panjangnya obrolan waktu itu, kegiatan menonton film dibatalkan, kamipun istirahat. Untuk soal tidur laki-laki dan perempuan ada hijabnya. Begitu raga tersagar solat subuhdilaksanakan. Orang sekarang jaim ya, habis bangun tidur pakai cuci muka segala, baru makan.

Kaliurang
Pamitan telah dilaksanakan, kami memacu sepeda motor menuju Kaliurang, Telogo Putri Tujuan kami. Begitu dampai di gerbang, ternyata belum dibuka. Sebelum gerbang dibuka kami makan jadah tempe sambil berbincang. Kami mendaki sampai gardu pandang. Pak Kom pernah kesitu, kini giliranya menjadi guide. Jalan menuju gardu pandang agak rusak. Di tengah jalan kami bertemu pedagang ier minum, biarpun tidak membeli, seorang teman putri menyepanya, dialah Shinta. Sesampainya di gardu pandang, kami beristirahat (bukan tidur). Semua lelaki menaiki lantai atas gardi pandang, tak ada perempuan yang berani mencobanya. Merasa waktu berharga , kami beranjak untuk menuruni bukit. Sebelum jauh dari gardu pandang Pak Kom disadarkan bahwa tasnya ketinggalan. Diapun mengambil tasnya. Sesampainya di bawah kami berjumpa dengan monyet/ kera/ munyuk. Di tempat parkir kamipun mengumpulkan iuran intuk Mba Sita, Mba Sita memolaknya.

Kepulangan
Kami menuruni jalan Kaliurang manuju jogja, halan cukup lancar. Biarpun berliku aspalnya tertata dengan halus. Jalan itu mengantarkan kami ke peraduan masing-masing.
Have a Nice Memories