Kamis, 16 April 2009

ELASTISITAS PERMINTAAN TENAGA KERJA INDONESIA

EKONOMI SUMBEDAYA MANUSIA
ELASTISITAS PERMINTAAN TENAGA KERJA INDONESIA
Oleh
Nama : Puji Astuti
A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang berpenduduk dukup banyak. Kepadatan penduduk yang tinggi tersebut bisa menjadi masalah bagi pemerintah atau bisa menjadi mesin pertumbuhan. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia menyebabkan angkatan kerja Indonesia relatif besar jika dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia. Angkatan kerja yang relatif besar tersebut menyebabkan persaingan yang tinggi antar angkatan kerja. Pada akhirnya hal ini akan menyebabkan pekerja rela dibayar dengan upah yang kurang mencukupi, asalkan bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan. Kerelaan pekerja Indonesia untuk dibayar dengan upah yang rendah, merupakan suatu hal yang menarik bagi multi national company untuk menanamkan modalnya di Indonesia berupa pabrik. Di satu sisi perusahan mnc tersebut terlihat seperti malaikat yang menyelamatkan perekonomian Indonesia dengan meningkatkan aggregate income. Di sisi lain perusahaan mnc tersebut terlihat seperti setan yang memereh tenaga para pekerja. Kerelaan pekerja Indonesia untuk dibayar dengan upah yang rendah, menyebabkan perusahaan mnc membayar pekerja dengan upah rendah, biarpun barang yang dihasilkan dijual dengan harga yang sangat tinggi.
Paper ini bertujuan untuk memperhitungkan elastisitas permintaan tenaga kerja di Indonesia. Elastisitas permintaan tenaga kerja Indonesia dihitung dengan membandingkan upah rata-rata semua industri di Indonesia dengan jumlah pekerja di seluruh Indonesia. Paper ini bisa mengetahui seperti apa elastisitas permintaan tenaga kerja. Elastisitas permintaan tenaga kerja bisa menjadi bahan bacaan untuk menentukan upah seperti apa yang menguntungkan tenaga kerja.
B. DATA
Data yang digunakan dalam paper ini adalah data Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Main Industry 2004, 2005, 2006, 2007 and 2008 (Terlampir) yang bersumber dari National Labour Force Survey 2004, 2005, 2006 and 2007(BPS); dan Rata-rata Upah Nominal per Bulan Buruh Industri di Bawah Mandor (Supervisor) , 2004-2006 (Terlampir) yang bersumber dari BPS. Untuk elastisitas tenaga kerja Indonesia data yang digunakan adalah data upah rata-rata Indonesia dan jumlah semua pekerja di Indonesia. Data yang digunakan adalah data rata-rata tahun 2004, 2005, dan 2006

C. RUMUS
The own wage elasticity of demand untuk kategori tenaga kerja diartikan sebagai pesentase perubahan employment (E) dengan pengaruh peningkatan satu persen wage rate (W)
ηii = %ΔE1 (4.1)
%ΔW1
Ekonomika tenaga kerja biasanya fokus pada apakah nilai absolute elastisitas tenaga kerja lebih besar atau kurang dari 1. jika lebih besar dari 1, satu persen peningkatan wages akan menyebabkan pengurangan employment lebih dapi 1 persen, sehingga kurva demand dikatakan elastis. Kebalikannya, nilai absolute yang kurang dari 1 menyebabkan kurva demand dikatakan inelastic: 1 persen peningkatan wages menyebabkan pengurangan employment yang lebih kecil.


D. PERHITUNGAN
Elastisitas permintaan tenaga kerja

2004 2005 2006
Employment 93.772.036 94.453.252,5 95.317.018,5

Δ2004-2005 Δ2005-2006
ΔEmployment 681.216,5 863.776

2004 2005 2006
Wage 842,13 919,78 1010,6

Δ 2004-2005 Δ 2005-2006
ΔWage 76,65 90,42

ηii = %ΔEi = ΔEi/ Ei =
%ΔWi ΔWi/ Wi

ηii2004 = 681.216,5/93.772.036 = 0,0076 = 0,0842
77,65/842,13 0,0922

ηii2005 = 863.776,5/94.453.252,5 = 0,0091 = 0,930
90,42/919,78 0,0983



E. KESIMPULAN
Elastisitas permintaan tenaga kerja Indonesia tahun 2004 dan 2005 lebih kecil dari satu, sehingga bisa dikatakan inelastic. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan upah akan memberikan dampak pengangguran yang lebih kecil. Sehingga kebijakan pemerintah untuk meningkatkan upah minimum sudah benar. Karena efek pengangguran kecil.

Kamis, 02 April 2009

Batra Komfak Ekonomi Maret 2009

Batra Komfak Ekonomi Maret 2009

Oleh : Puji Astuti


Basic Training atau Latihan Kader I diselenggarakan olah HMI MPO Komfak Ekonomi pada Maret 2009, di desa Kronggahan. Di desa Kronggahan panitia Batra menyewa sebuah aula dengan dua kamar, satu kamar untuk putra dan satu kamar untuk putri. Acara Batra berlangsung selama tiga hari dua malam.

Sebelum acara pembukaan disesenggarakanlah Stadium General dengan pembicara Bapak Mashudi Muqorobin. Dalam Stadium General itu dijelaskan bahwa leader maker tidak kalah penting dengan leader itu sendiri. Tidak hanya itu beliau juga menceritakan sejarah HMI. Banyak yang memperkirakan bahwa HMI MPO paling lama bertahan satu tahun saja setelah pecahnya dengan DIPO. Ternyata HMI MPO tetap bertahan sampai sekarang.

Dalam Stadium General itu juga disampaikan bahwa HMI MPO menjadi leader maker ketika reformasi. Ketika itu Amien Rais memasuki lapangan tempat peserta demo berkumpul. Dengan serentak kader HMI MPO meneriakkan bahwa Amien Rais presiden reformasi, sehingga peserta demo lainnya ikut menyerukan bahwa Amien Rais presiden reformasi. Saat itu pula Amien Rais dikader sebagai Presiden reformasi. Padahal sebetulnya ada pihak lain yang merencanakan presiden reformasi yang lain.

Pada malam pertama Batra masyarakan menanyakan apakah panitia sudah mengurus ijin gangguan. Kemudian panitia mengkonfirmasi kepada pemilik rumah, karena panitia sudah menitipkan surat ijin kepada pemilik rumah untuk disampaikan kepada Ketua RT dan Ketua RW. Setelah pemilik rumah menyampaikan bahwa ijin sudah diurus oleh Ketua RT dan Ketua RW akhirnya masyarakat bisa mengerti.. pada malam itu penduduk sedang mendirikan tenda untuk acara Maulid Nabi, di depan SD Muhammadiyah Kronggahan.

Pagi harinya ketika acara makan pagi Randi membangunkan Roky untuk sarapan pagi. Randi membangunkan Roky dengan berteriak memanggil nama Roky dan menepuk-nepuk badan Roky. Tetapi Roky tetap sulit bangun. Sepertinya Roky bermimpi indah sehingga tidak merasa kalau dirinya titepuk-tepuk oleh Randi.

Pada malam kedua ditayangkanlah film mengenai eksploitasi buruh olah perusahaan garmen multinasional. Dalam film itu perusahaan garmen multinasional memberikan gaji, yang menurut mereka sesuai dengan upah minimum setempat. Namun upah tersebut sangan kecil jika dibandingkan dengan harga barang yang mereka hasilkan. Andaikan produk yang didasilkan laku sebesar Rp. 10.000.000 per unit, upah buruh per unit hanya Rp. 500. Ketika pesanan banyak buruh pabrik garmen bisa bekerja sempai 24 jam. Oleh karena upah yang menurut sebagian orang tidak layak, para buruh tinggal di rumah papan yang kumuh. . sampai-sampai pembuat film ini terkena penyakit karena virus karena harus tinggal di pemukiman buruh. Dalam film ini identitas buruh yang membantu pembuatan film dirahasiakan supaya keamanannya terjamin

Bukan hanya buruh dan peneliti saja yang terkejur mengetahui perbedaan harga produk per unit dengan upah butuk per unit produk, namun konsumen pun terkejut mengetahuinya. Salah satu cara melawan ketidakadilan ini adalah dengan pertanyaan konsumen tentang berapa upah burut untuk barang ini dan dimana produk ini dibuat. Dengan demikian perusahaan akan bisa mengkoreksi dirinya. Memang dengan aturan yang dibuat perusahaan selalu ada etika perusahaan terhadap buruh, namun hal ini tidak berlaku dalam prakter ketenaga kerjaan di Indonesia. Dalam kenyataanya ketika adal tim yang menilai hal tersebut para mandor telah menginstruksikan buruh untuk menjaga nama baik perusahaan. Dalam arti hanya mengatakan hal-hal baik saja tentang perusahaan. Para buruh akan mengatakan bahwa upah, jam kerja, dan kehidupan mereka baik; biarpun kenyatannya tidak demikian.

Pada akhir Batra kali ini ditutup dengan diskusi tentang buku yang berjudul “The True Power of Writing”, bersama sang penulis buku. Pada diskusi ini peserta diskusi dapat mengetahui bahwa menulis dapat menyembuhkan (penyakit-penyakit ringan) dan manfaat-manfaat melulis yang lainnya. [Puji Astuti]