Rabu, 02 September 2009

Receh Untuk Pengemis

Puji Astuti
Komisariat Ekonomi
Cabang Sleman

Receh untuk Pengemis

Menurut Antonoi Gramsci, intelektual organik merupakan intelektual yang bisa menjalankan fungsi-fungsi intelektualnya dengan menyatu dan berjuang bersama rakyat jelata (grassroot).
Bagi pengguna sepeda motor yang sering melewati perempatan mBarek, tetulah tahu bahwa di perempatan itu selalu ada orang yang meminta-minta. Entah dengan menyanyi, mengelap kendaraan, sampai menyewa bayi untuk meningkatkan belas kasikan pengguna jalan.
Suatu ketika penulis pernah menyaksikan polisi pamong praja menggerebek mereka. Beberapa hari kemudian, mereka tidak terlihat di tempat tersebut. Di satu sisi penulis merasa iba dengan mereka, tapi di sisi lain penulis melihatnya masih muda dan sebenarnya nasib mereka akan sejengkal lebih baik jika mereka mempunyai pola pikir yang tidak sama dengan saat ini. Saat ini mereka hanya berfikir bahwa mereka tidak bisa melakukan pekerjaan lain selain meminta kepada para pengguna jalan.
Dinas Sosial tentunya tidak tinggal diam terhadap para pengemis yang kena razia, mereka diberikan pelatihan. Tetapi yang terjadi setelah mereka dibebaskan adalah mereka kembali meminta-minta. Menutut mereka penghasilan menjadi pengemis lebih besar dibandingkan pekerjaan lain yang mereka bisa, misalnya menjadi buruh. Salah satu yang menentukan keputusan mereka untuk menjadi pengemis atau tidak adalah para pengmudi. Pengemudi menentukan besar kecilnya penghasilan pengemis. Makin banyak memberi akan makin banyak pengemis.
Pernahkan kita mendengar bagainmana nama ”Apple” untuk produk komputer bisa ditemukan? Apple memang berarti buah apel, ketika para pencetus Apple merintis usahanya, mereka miskin sampai hanya bisa makan apel. Dalah film Gie, digambarkan bahwa kehidupan etnis Cina tidak semakmur sekarang. Bahkan seorang wanita paruh baya pernah menceritakan bahwa ketika dia kecil tetangganya yang Tionghoa sarapan dengan bubur dan air rebusan ceker (ketika itu ceker gratis). Tidak mengherankan apabila mereka mempertahankan hartanya mati-matian, karena mereka mendapatkanya dengan susah payah. Betapapun usaha yang kita lakukan, tujuan kita tidak akan pernah terwujud tanpa ridho Allah SWT. Kita juga jangan lupa bahwa semua yang kita miliki di dunia ini adalah titipan Allah SWT, yang pada saat yang tidak kita duga akan diambil oleh pemilik.Nya.
Banyak orang bilang ingin kaya, tetapi apa yang mereka lakukan tidak mencernminkan cita-cita mereka. Suatu tujuan tidak akan tercapai tanpa usaha dan ketetapan hati. Ketetapan hati yang baik akan menjaga kita dari ketidakkonsistennan sedangkan usaha akan membantu cita-cita terwujud secara bertahap. Jika sudah berusaha dan memiliki ketetapan hati, maka kesabaran dan anti putus asalah yang membuat usaha kita tetap berlangsung sampai sekarang.
Adakah keinginan para pengemis untuk merubah nasib mereka? Kalau bukan sekarang lalu mau kaya kapan?